Senin, 14 Juni 2010

Gus Dur dan sopir angkutan kota (Tribute to Gus Dur)

Dua penghulu malaikat yang setia menjaga gerbang surga sedang kedatangan tamu. Si tamu itu baru saja meninggal dunia, dengan entengnya dia langsung menyapa, ”Assalamualaikum, saya ingin bertemu dengan Allah, sang Pencipta.” Dengan jubah putihnya, malaikat itu segera menjawab, dengan santai, ”Baik, tolong formulir ini diisi terlebih dulu, nanti saya sampaikan kepada Tuhan.”

Ternyata seorang yang baru meninggal itu adalah seorang ustad. Terang saja dia tidak terima itu dan langsung menghardik, ”Kenapa saya harus mengisi formulir ini, saya ini berada di jalan yang benar, banyak manusia yang telah bertobat karena saya.” Malaikat itu tak mau menggubris dan hanya berkata, ”Ya, silahkan tunggu di bangku dulu, nanti saya panggil kembali.” Mau tak mau, akhirnya ustad itu pun menunggu pada bangku yang telah disediakan. Lima menit berikutnya, ada yang juga baru meninggal. Seorang pendeta rupanya, dia mengucapkan, ”Shalom, salam sejahtera, saya baru saja berpulang dan hendak bertemu dengan Bapa di Surga.” Jawaban yang hampir sama diberikan oleh penghulu malaikat itu, mengisi formulir dan menunggu antrian selanjutnya.

Selang beberapa menit kemudian, seorang pemuda, yang kulitnya hitam legam, terlihat seperti belum mandi beberapa hari, rambutnya kumal dan bercelana pendek tiba di gerbang altar pintu Surga itu. Rupanya dia seorang pengemudi angkutan kota di Jakarta, si Togar namanya, asli Tapanuli pula. Apa yang terjadinya ?. Para malaikat penghulu surga itu langsung menyambutnya, ”Mari silahkan lae, Tuhan sudah lama menunggu lae di dalam.” Tersentaklah ustad dan pendeta yang sedang menunggu itu. Salah satu dari mereka berkata, ”Kenapa si lae itu bisa langsung masuk, sudah lusuh dan kumal, juga tak perlu isi formulir lagi. Bagaimana aturan di surga ini ?”

Kali ini Malaikat itu geram, membentangkan sayap di pundaknya dan langsung menghardik, ”Kalian semua tau gak !. Saat kalian semua khotbah semua jemaat pasti tertidur pulas. Tapi waktu si lae ini menyupir semua penumpangnya berdoa. Makanya Tuhan sayang sama dia.”


Untuk TAPIAN,Februari 2010

Tidak ada komentar: