Kamis, 15 Januari 2009

PIM Majapahit Akhirnya Pindah



PIM Majapahit Akhirnya Pindah



Benda Cagar Budaya Wringin Lawang di Trowulan, Jawa Timur. Pintu Gerbang Kerajaan Majapahit.


KOMPAS- Kamis, 15 Januari 2009 | 03:06 WIB
JAKARTA, KAMIS--Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, pembangunan Pusat Informasi Majapahit (PIM) akhirnya dipindahkan ke tempat lain.
"Kita akan merelokasi Pusat Informasi Majapahit itu," kata Menbudpar Jero Wacik dalam jumpa pers di kantornya di Jakarta, Rabu.
Keputusan untuk memindahkan PIM tersebut, katanya, merupakan salah satu hasil kesimpulan rapat antara pihak Depbudpar yang dipimpin Menbudpar, kalangan Arkeolog yang diwakili oleh Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Prof Dr Mundardjito, kalangan arsitek dan perwakilan proyek pembangunan PIM pada Selasa (13/1) malam.
Menbudpar mengatakan, pemidahan PIM akan tetap berada di kawasan situs Majapahit Trowulan dengan mencari lahan yang tidak ada peninggalan purbakalanya.
"Atas usulan pak Mundardjito, PIM akan dipindah pada areal yang memang sudah rusak oleh penggalian, tetapi lahan itu bukan milik pemerintah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya mengusahakan untuk membeli tanah tersebut dengan meminta persetujuan DPR.
Menbudpar mengakui salah satu kesalahan pembangunan PIM adalah membangun pada tanah milik pemerintah di areal situs Trowulan yang ternyata di bawahnya terdapat benda-benda peninggalan Majapahit.
Kesimpulan hasil rapat lainnya yaitu pembangunan PIM sudah dihentikan, dan pembentukan tim evaluasi pembangunan PIM yang diketuai oleh Mundarjito serta rehabilitasi situs Majapahit yang rusak karena pembangunan PIM itu.
"Rehabilitasi akan dilakukan semaksimal mungkin," kata Menbudpar.
Sedangkan tim evaluasi pembangunan PIM terdiri dari 10 orang termasuk ketua Mundardjito terdiri dari perwakilan arkeolog, arsitek, depbudpar dan LSM setempat.
Anggota tim tersebut yaitu Dr Daud Aris Tanudirdjo (Arkeolog UGM), Arya Adieta (IAI/Ikatan Arsitek Indonesia), Osrifoel Oesman (IAI), Anam Anis (LSM Gotnan Wilwatikta, Mojokerto), Gatot Gautama (Kasubdit Perlindungan Peninggalan Bawah Air Depbudpar), Junus Satrio (Kepala Pusat Litbang Kapuslitbang Kebudayaan Depbudpar) dan Sonny Chr Wibisono (Kabid Data dan Publikasi Puslitbang Arkeologi Depbudpar).
Menbudpar mengatakan, pembangunan PIM itu tidak ada kaitannya dengan menjelang Pemilu 2009 atau sengaja untuk merusak situs purbakala Majapahit.
Justru pembangunan PIM, katanya, bertujuan mengangkat sejarah kebesaran Majapahit dan agar bisa menjadi daya tarik masyarakat dan wisman, maka masyarakat Trowulan akan diuntungkan dan bisa beralih dari pembuat batu bata dan perusak situs menjadi rantai pariwisata Taman Majapahit.
Sedangkan Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia Prof Dr Mundardjito mengatakan kasus ini menjadi pelajaran berharga bahwa pembangunan di suatu situs purbakala harus hati-hati agar tidak merusak situs itu sendiri.
Dia mengatakan perlu dibuat suatu aturan yang jelas bagi pembangunan atau pemugaran situs purbakala karena kerusakan baik yang disengaja maupun tidak seringkali terjadi di berbagai situs purbakala di Indonesia.(ANT)

JY

Tidak ada komentar: